Seni LDR

“Long distance relationships through mobile communication generally becomes poor because of the weak signals and ends up due to jammed networks” 

― Amit Abraham

Kalimat di atas gw comot dari penulis buku terkenal Rules of Attraction : Get The One You Admire, Amit Abraham. Buat sebagian orang, signal hilang atau putus-putus adalah momok yang lumayan ngeselin. Ga jarang orang jadi teriak-teriak pas lawan bicara di seberang sana bolak-balik cuman bilang “Apa? Apaan? Ga denger” lalu kita-nya naikin nada bicara, trus yg diseberang sana malah ngira kita marah. Lalu kita-nya bete beneran dan mood awut-awutan. Karena selain jarak, agama dan budaya, beda operator internet juga merupakan tantangan tersendiri buat kaum LDR.

Tapi yha gimana ...

LDR adalah sebuah keputusan final beberapa orang dalam membina hubungan. Karena memang cinta jatuhnya tak tentu arah (wkwk). Ndak, alasannya tentu tidak sepragmatis itu. Alasan lain adalah kadang orang nggak nemu pasangan yang punya kesamaan minat sama dengan mereka. Misal gini nih, gw ga suka orang hedon yang terlalu main socmed apa-apa diposting, apa-apa dikomentarin atau dipamerin. Gw suka orang yang simple, sederhana, tapi pemikirannya tetep dalem. Dan beruntungnya gw dapet pribadi macam itu. Meski untuk mencintai orang seperti itu gw kudu rela gak ketemu dia tiaap saat. Kalau cepet dua bulan, kalau lamaan dikit ya empat bulan. Lumayan kan?

Buat gw pribadi hubungan cinta bisa diumpamakan kayak investasi. Okelah, istilah ini agaknya kasar. Tapi memang dalam membina suatu hubungan ada banyak hal yang harus kita korbankan: waktu, tenaga, pikiran, duit juga. Dan tentunya kita ga mau dong apa yang sudah kita “korbankan” berantakan gitu aja? Jadi gw mau berbagi sedikit pengalaman gw soal ini:

• Keep in touch daily dan pastikan dua belah pihak selalu ada waktu untuk berkomunikasi. Meski jauh tapi kita berusaha “hadir” dalam keseharian masing-masing. Sekali pun cuman via pesan singkat.
• Be flexible kadang acara dadakan kayak hangout  bisa ganggu jadwal telponan kita. But thats okay! Jangan jadi menyebalkan gara-gara nggak ditelpon sehari (fine, that’s stupid)
• BE HONEST! Gw rasa ini ga perlu dijelasin lagi.

Kita nggak tau ending tiap LDR itu gimana kan? Bisa jadi dia kecantol orang lain, atau bisa jadi kita yang malah dicantol orang. Tapi kalau memang dia yang dicantol, okelah itu urusan dia dan karmanya, yang penting kita urus dulu kesetiaan kita. Nanti sisanya biar langit yg urus. Pokoknya lakukan yang terbaik selama orang itu layak diperjuangkan.

- G